Di jalan kami sandarkan cita-cita...
Sebab di rumah sudah tak ada lagi yang bisa dipercaya...
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia...
Kami bertanya, tolong kau jawab dengan cinta...
Lagu BONGKAR....
Swami hanya sejumput, dari teriakan Iwan Yang menusuk, lewat visualisasi Bengkel Teater, Sosoknya yang kukuh, larut merasakan "kemiskinan, ketidak adilan, kesewenangan"
ini disadari manusia dititahkan sama. "Aku sama seperti mereka, Manusia...
Jika mereka susah, bagaimana aku bisa enak-enakan?...
Aku sadar hanya seorang penyanyi, apa sih arti seorang penyanyi di negeri ini?...
Tapi aku tak peduli, Aku hanya berusaha... Itu saja, Selebihnya, sama Aku juga butuh makan, aku juga punya-keluarga, Yang jelas, aku juga punya kelemahan, seperti mereka.”
Dia menengadah mengangkat teriakan wong cilik, yang selalu tersisih, yang hanya mampu berkata ”ya" tanpa Ekspresi, Yang merupakan bagian dari prosesi singkat Sabtu, 23 Juni, di Stadion Utama Senayan....
Tiba tiba saja seorang bocah, Menguak di antara kerumunan berusaha maju, Tangan mungilnya melambai di sela teriakan parau, yang nyaris tenggelam hinggarnya musik, Dengan " Terengah-engah, akhirnya bocah ini berhasil mengambil foto Iwan, Sejenak dia menoleh dan tersenyum...
"Aku selama ini mencari apa yang bisa ku lakukan. Karena bidangku musik, lewat musik aku berekspresi, lewat musik aku mencoba meneriakkan kehidupan mereka, Kalau toh bidangku bukan musik, aku akan tetap bicara.” & Walaupun sebenarnya dia sadar, tidak banyak makna yang dihasilkan...
"Tapi aku tak peduli, bagaimana persepsi "mereka"
Kalau misalnya aku bisa ketemu mereka, aku akan bicara, bahwa itu salah, Jika tidak ketemu, aku pun percaya suatu ketika nanti pasti akan ada perubahan, Akan ada penyelesaian.”
“POTRET kegusaran orang muda, yang belajar dari kekalahan, Yang tak mau melibatkan orang lain, yang selalu sendiri, walau harus dikunci...
Biarlah mereka melihat aku, Sebagai Iwan. Aku tak mau melihat mereka (keluarga). Mereka punya dunia sendiri, seperti aku.“
Dan langit Jakarta, Sabtu itu, sekali Lagi menjadi saksi. Lewat musik dan Lagunya Iwan seakan mencoba mewakil kegelisahan kawula cilik berekpresi, Kiprah mereka setelah era Oemar Bakri, yang hingga kini belum mendapat jawaban pasti...
Seakan " mengingatkan kita yang ternyata Masih harus banyak belajar, Seperti yang pernah dikatakan S. Djodi...
"Lewat Iwan, saya belajar banyak Tentang kemelaratan, Selama ini saya baru mengerti bahwa saya hidup Dalam ilusi.” (Hukum Karma).
#FalsMania_Independent
Kutipan 27 Juni 1990
0 Comments