SELAMAT DATANG DI BLOG "IWAN FALS INFO" SEMOGA BERMANFAAT BAGI PARA PENGUNJUNG

Iwan Fals | Pemilu dan Nasib Rakyat Kecil


Kesadaran masyarakat, Terhadap pentingnya penyelenggaraan pemilu semakin tinggi. Salah satu indikasinya, Animo masyarakat bergabung dengan partai-partai politik yang sangat besar, Merefleksikan dukungannya terhadap sukses pemilu.

Yang sangat mengembirakan, Pemerintah telah memutuskan 48 partai peserta pemilu. Setidaknya, hal ini menunjukkan kemajuan pesat dari keterbukaan dan masa depan demokrasi Negeri tercinta, bagi mereka yang berpikiran bebas dan demokratis, kita tentu sepakat hanya melalui pemilu masalah legitimasi kepemimpinan Nasional dapat diselesaikan, Pemilu adalah pilar utama demokrasi yang mencerminkan proses perwujudan kedaulatan rakyat.

Tanpa pemilu, sulit dibayangkan bagaimana wajah demokrasi di Indonesia. Hari ini dan di masa mendatang, sebab itu sudah menjadi kewajiban kita semua turut serta berpartisipasi mensukseskan pemilu.

Namun demikian, dibalik semangat untuk mensukseskan pemilu itu, saya seringkali berpikir, apakah pemilu nanti benar-benar dapat menjelmakan kedaulatan rakyat.

Pengalaman masa lalu yang KELAM. Bahkan juga menyakitkan kalangan rakyat kecil, masa sulit meyakinkan saya, bahwa pemilu nanti akan berlangsung secara demokratis,  transparan, jujur dan adil. Apalagi bila kita ingat selama ini, Rakyat kecil hanya dijadikan tak lebih dari sekadar "Komoditas politik.

Bahkan tak jarang pula orang-orang pinggiran yang belum paham tentang politik, Justru menjadi TUMBAL politik.

Rakyat yang telah digunakan sebagai pengumpul suara, Setelah Pemilu justru nasibnya terabaikan, Mereka tetap saja sengsara tanahnya digusur, bahkan dirampas.

Sementara mengharapkan keadilan, melalui proses peradilan tak pernah di indahkan. Rakyat tak berdaya menghadapi supremasi kekuasaan, diantara jargon-jargon yang dilontarkan para penguasa untuk menegakkan supremasi hukum. Rakyat tak pernah merasakan hasil hasil dari perjuangan dan dukungan mereka terhadap organisasi peserta pemilu. Orang orang pinggiran itu malah dicampakkan, disingkirkan, bahkan ada juga yang di provokasi, menjadi TUMBAL AKSI Kerusuhan Bermotif Politik.

Ironi nya, Mereka yang menjadi korban kekerasan hanya tercatat dalam data Statistik. Sementara, Sang Politisi yang telah duduk di DPR dan DPRD sibuk memikirkan kursinya sendiri. Mereka seakan-akan lupa bahwa kursi yang didudukinya adalah milik rakyat.

Tapi sudahlah, itu adalah bagian dari masa kelam perkembangan politik di tanah air. Harapan saya, mari kita sama-sama berdoa agar pemilu tanggal 7 Juni 1999 mendatang tidak menjadi rekaman hitam pemilu-pemilu sebelumnya. Paling tidak, wakil rakyat hasil pemilu nanti benar-benar mampu memperjuangkan nasib rakyat kecil.

Apalah artinya, Negara bila tanpa rakyat, Apa pula artinya masyarakat bila tampa Keutuhan Negara. dalam konteks itulah kita juga hendaknya tetap menghargai rakyat yang tidak menyetujui pemilu. Setidaknya, aspirasi mereka harus tetap diakomodir dan mendapat ruang yang lapang.

Saya pikir ke depan rakyat memang harus diberi ruang yang lebih besar, sehingga tercipta kehidupan yang demokratis.
Karena itu, aku tak mau melihat ada rakyat yang tergusur lagi.

Catatan 1999 
Mudah-mudahan bermanfaat cerita politik, tumbal politik, NKRI dan sejarah rekaman hitam pemilu.
Salam Tambah Wawasan...
FalsMania INDEPENDENT (HK)

===========================================

Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat

Post a Comment

0 Comments