Album Sarjana Muda dirilis saat Iwan Fals masih berusia 20 tahun. Berdasarkan cerita yang pernah saya dengar dari bapak saya, album ini pernah ia bawa ke Kalimantan saat hijrah dari Pulau Jawa tak lama setelah album ini dirilis pada 1981.
Di Kalimantan Selatan, di sebuah desa yang sangat jauh dari Banjarmasin, dan masih cukup jauh dari Batulicin, orang-orang tak mengenal Iwan Fals. Sebagian di antaranya cuma pernah mendengar lagu-lagu Gombloh. Saat bapak nyetel kaset ini pake tape deck jadulnya, beberapa temannya pernah berkomentar, "Itu lagu Gombloh, ya?" katanya.
Setelah memutuskan menetap di Kalimantan, dan beberapa kali bolak-balik ke Jawa, bapak kembali membawa album baru Iwan Fals berjudul "Opini" yang dirilis pada 1982. Saat itu, sebagian orang sudah familiar dengan lagu Guru Umar Bakrie, Galang Rambu Anarki, atau Yang Terlupakan.
Di medio 90an, anak-anak muda Batulicin sudah akrab dengan lagu-lagu Iwan Fals, selain lagu Slank formasi lama tentunya. Namun, di era itu Iwan Fals sudah meninggalkan musik country-nya dan beralih ke musik yang lebih ngerock. Saat sudah ngerock dan banyak digilai anak muda, bapak justru sudah tak mengikuti album-album Iwan Fals.
Kemarin, secara tak sengaja saya menemukan album ini. Ini album yang saya cari-cari sejak SMA. Harganya murah pula, hanya Rp20 ribu. Lebih murah lagi karena album ini adalah salah satu album terpenting Iwan Fals.
Sarjana Muda adalah album perdana Iwan Fals bersama Musica. Semua lagu-lagunya jadi legenda. Majalah Rolling Stone Indonesia menempatkan album ini di posisi 27 album paling berpengaruh di Indonesia. Sementara lagu andalannya, Guru Umar Bakri, berada di posisi lima dari 150 lagu terbaik sepanjang masa. Lagu lainnya, Yang Terlupakan, berada di posisi 43.
Di luar penilaian Rolling Stone, lagu-lagu di album ini memang oke. Silahkan simak 22 Januari, Bung Hatta, Doa Pengobral Dosa, Ambulance Zig-zag dan Sarjana Muda. Selain aransemen musiknya yang bagus, lirik lagunya juga bermutu.
Lagu yang paling banyak dicover musisi lain di album ini berjudul Yang Terlupakan. Iwan Fals sendiri sempat merekam ulang Yang Terlupakan di album Mata Dewa (1989) dengan versi yang lebih ngerock. Tapi, walau bagaimana pun, versi aslinya tetap lebih sentimentil buat saya.
Versi terjelek? Kalau saya terpaksa harus menjawabnya adalah versi yang direkam Iwan Fals bareng Noah. Ya, ini cuma masalah selera. Sebab, kuping saya memang "jadul".
Saya tak tahu bagaimana caranya saya mengakhiri tulisan ini. Pengennya sih gak usah panjang-panjang, tapi ternyata jadi panjang juga. Atau mungkin akan saya akhiri dengan lirik lagu 22 Januari yang ada di album ini. Ini juga lagu favorit saya di album Sarjana Muda.
"22 Januari kita berjanji,
coba saling mengerti apa di dalam hati...
22 Januari tidak sendiri,
aku berteman iblis yang baik hati...
Jalan berdampingan tak pernah ada tujuan
Membelah malam, mendung yang selalu datang
Kudekap erat, kupandang senyummu
Dengan sorot mata yang keduanya buta
Lalu kubisikkan
Sebaris kata-kata
Putus asa,
Sebentar lagi hujan..."
pjm, 13 Januari 2019 (Puja Mandela)
0 Comments