Guru Oemar Bakri, itu judul lagu yang diciptakan, dinyanyikan dan sekaligus pengangkat Iwan Fals kepermukaan blantika musik pop di Nusantara ini. Kenapa tembang yang satu ini lama bertahan dalam kenangan? Tentu saja sebab dirancang dengan tatanan melodik yang tak kusut serta lirik yang enak tapi tak mengabaikan segi touchingnya. Iwan memang tak pernah berpenampilan necis dari segi fisik, dan itu yang terseret dalam setiap karyanya. Guru Oemar Bakrie, terkesan ada nada cemooh dalam liriknya, guru dengan gaji yang pas-pasan. Tapi dibalik itu ditawarkan ruang imaginasi, "bagaimana guru bisa kencing duduk kalo dapur tak mengepul. Bagaimana tak galau dunia pendidikan jika sosok pendidiknya tak diperhatikan?"
Iwan kali ini tiba lagi dengan geram lain, Sugali. Apa itu? Nama orang? Bukan. Tapi mengingatkan kita ngengster yang menamakan diri dengan Gali alis Gabungan Anak Anak Liar. Di album ini dia mencoba meratap panjang akan nasib mereka lengkap dengan darderdor sebagai ilustrasi bunyi. Ciptakan oleh Chilung Ramli, aransemen dipercayakan pada Ian Antono.
Fals pada namanya rupanya cuma refleksi dari materi nyanyian yang selalu berwarna sumbang itu. Sumbang? Ya, tentu saja tak merdu untuk yang terhunjam kritik. Misalnya tentang kapal Tampomas II yang tenggelam yang membawa beberapa nyawa rakyat tak berdosa. Ujug-ujug Iwan menyempritkan fluit di situ. "Itu Sempritan Polisi", Iwan menjelaskan. Artinya? "Ya, artikan saja sendiri deh. Ah, kita sudah sama-sama tahulah itu", iya terkekeh sendiri.
Dokumen : Nendi
Kutipan : Yunasjen
Sumber : Majalah Aktuil, Nomor 27, Tahun XV, 31 Desember 1983
Kutipan : Yunasjen
Sumber : Majalah Aktuil, Nomor 27, Tahun XV, 31 Desember 1983
==============================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat.
Haturnuhun
0 Comments