Virgiawan Listanto Haryoso atau lebih populer dengan nama Iwan Fals, sudah dianggap pemusik yang tak sekedar menghibur tapi dianggap melontarkan kritik sosial. Julukan ini agaknya memberikan Iwan sehingga ia selalu mengelak. "Aku hanya memaparkan kenyataan dan perasaan hatiku," ketika pertunjukannya di Bandung, Ayah Galang Rambu Anarki dan Anissa Cikal Rambu Bassae ini berujar pada JJ.
Penonton di Bandung sangat sedikit, padahal kan anda sudah terbiasa dengan ribuan penonton seperti SWAMI dan KANTATA TAKWA?
Buat aku nggak ada masalah. Aku kan dulu berangkat dari menghibur sedikit penonton. Sama saja seperti ketika aku main di Pasar kaget Blok M dulu.
Apa kapok setelah gagal di Bandung?
Nggak. Selepas lebaran nanti aku ingin main di kampu-kampus pulau Jawa. Itulah massaku, aku juga lebih santai main di lapangan basket atau aula kampus. Aku juga di tawari Ian Antono ke Jepang.
Kenapa mau dibayar murah di Bandung?
Sekarang aku cari senangnya dulu. Pokoknya aku mau main musik dan senang tanpa pikir macam-macam
Rencana Iwan Fals?
Yang pasti aku butuh manajer. Siapa yang mau ya menjadi manajer ku sekarang?
Sumber : Majalah Jakarta Jakarta No. 297, Hal 92, 7-13 Maret, Tahun 1992.
Kutipan : Yunasjen
==============================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat.
Haturnuhun
0 Comments