Musik Indonesia dikuasai lagu "murahan" dan didominasi satu warna musik saja. Terjebak antara idealisme dan pedagang kaset ?
Inilah yang terjadi ketika Nini Carlina sukses melempar hitnya. "Gantengnya Pacarku," yang berirama dangdut. Lalu irama-irama lagu serupa merebak, mewarnai hampir setiap penayangan lagu-lagu "dangdut" baru, itulah cermin lagu-lagu yang disukai masyarakat? Atau cuma ulah pedagang kaset yang "jeli" melihat pasar dan memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan?
Dikuasai pedagang kaset
Iwan Fals tidak mampu berbuat apa-apa ketika karya musiknya diperlakukan semena-mena oleh cukong pedagang kaset. Kumpulan kreativitas musik dan lagu Iwan Fals yang disatukan dalam album berjudul "Hijau" memang telah dibeli pedagang itu seharga Rp.200 juta.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bisnis kaset, cukong itu berharap akan mendapatkan keuntungan dari penjualan album Iwan. Namun jangankan untung, kembali modal awal saja kabarnya tidak. Pedagang itu tambah merugi ketika harus mengeluarkan dana promosi di televisi. "Promosi lewat tv memang efisien. Tapi di samping biayanya tinggi, belum tentu bisa mendukung terjualnya kaset kami, "kata pelanggan yang enggan disebutkan namanya itu.
Pedagang kaset yang lain mengungkap, bah ongkos penayang di televisi berkisar 4 hingga 6 juta rupiah setiap lagu, tergantung acara musik yang dipilih. Bersambung....
Sumber : Majalah Popular, Hal 39, April 1993
Kutipan : Yunasjen
==============================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat.
Haturnuhun
0 Comments