SELAMAT DATANG DI BLOG "IWAN FALS INFO" SEMOGA BERMANFAAT BAGI PARA PENGUNJUNG

Banyak Lirik Lagu Iwan Fals, Untuk Menyampaikan "Menolak Lupa"

Adapun kumpulan lengkap foto Menolak Lupa atau foto  Melawan Lupa Klik Disini


(Iwan Fals - Lagu 4 (Menang) Novel Baswedan

Kenapa banyak orang ingin menang ?

Apakah itu hasil akhir kehidupan ?

Kenapa kekalahan menjadi aib ?

Apakah itu kesalahan manusia ?


Demi kemenangan rela membunuh

Demi kemenangan rela memperkosa

Apa saja akan kamu tempuh

Agar kemenangan dapat diraihnya


Kenapa kebenaran tak lagi dicari ?

Sudah tak pentingkah bagi manusia ?

Apakah kebenaran tinggal kata kata ?

Dari bibir pemenang pemenang semu


Aku menjadi lelah dan sangsi

Terhadap kemenangan kemenangan itu

Biarlah aku kalah asal tak memperkosa

Biar saja aku tak menang

Asalkan tak menginjak nuraninya


Aku tidak ingin menang

Aku hanya ingin benar

Walau harus menggali sukma bumi

Merenangi gelombang samudera


Aku tidak ingin menang

Aku hanya ingin benar

Walau harus menggali sukma bumi

Merenangi gelombang samudera


Lirik Lagu Iwan Fals - Joned (1993)

( Lagu ini dibawakan pada ‘Konser Humor Musim Panas’ di TIM Jakarta 1993. Lagu tentang prajurit tua yg disingkirkan alias veteran )

Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yang keluar 'monyet'
Nasibnya sial
Karirnya sial

Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Kepala buat kaki
Jurit Joned bersabarlah sampai mati

Oii jangan frustasi
Oii badanmu kurus nanti
Oii jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan 'nyomet'

Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi

Kembanglah sang otak
Geraklah bergerak
Bangkitlah sang nyali
Jurit Joned menyanyi lagi

Aua aua..au

Yang pasti hidup ini keras
Tabahlah terimalah
Lindas melindas sudah lepas landas
Lepas landas sudah tergilas gilas

Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….
Joned awas ada BOM….

Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned
Sumpah serapah yg keluar 'monyet'
Nasibnya sial
Karirnya sial

Puluhan tahun dia lewati
Puluhan tahun dia mengabdi
Jurit Joned bersabarlah sampai mati

Jangan frustasi
Jangan iri
Jurit Joned emang mereka turunan 'MONYET'


(Lirik Lagu Iwan Fals - Pola Sederhana) Anak Cendana

Anggrek anggrek subur

Dalam taman yang berpagar peluru

Cengkeh kopi dan teh

Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kau punya

Tak kan habis harta tuan tuk tujuh turunan


Pola sederhana itu yang kau minta

Bagi kami hidup berdagang

Bagi kami hidup bertani

Bagi kami pegawai negeri

Bagi kami gelandangan keki

Bagi kami pelacur kelas tinggi

Serta bagi kami yang ABRI


Pola sederhana kan kami lakukan

Asal tuan sudah melakukan

Asal tuan sudah melakukan


(Lirik Lagu Iwan Fals - Sumbang) Politik

Kuatnya belenggu besi

Mengikat kedua kaki

Tajamnya ujung belati

Menujam di ulu hati

Sanggupkah tak akan lari walau akhirnya

Pasti mati


Di kepala tanpa baja di

Tangan tanpa senjata

Akh itu soal biasa yang

Singgah di depan mata kita


Lusuhnya kain bendera di

Halaman rumah kita

Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan

Banyaknya persoalan yang datang tak

Kenal kasian menyerang dalam gelap


Memburu kala haru dengan

Cara main kayu

Tinggalkan bekas biru lalu

Pergi tanpa ragu

Setan-setan politik kan datang mencekik

Walau dimasa pacekik tetap mencekik


Apakah slamanya politik itu kejam?

Apakah selamanya dia datang

'Tuk menghantam?

Ataukah memang itu yang sudah

Digariskan?

Menjilat, menghasut, menindas

Memperkosa hak-hak sewajarnya


Maling teriak maling sembunyi balik

Dinding pengecut lari terkencing-kencing

Tikam dari belakang lawan lenga

Diterjang lalu sibuk mencari kambing

Hitam


Selusin kepala tak berdosa

Berteriak hingga serak didalam ngeri

Yang congkak lalu senang dalang

Tertawa...he...he...he...he...


(Lirik Lagu Iwan Fals - Untuk Para Pengabdi)

Kesetiaan masih ada

Setidaknya menjadi cita-cita

Itu sebabnya aku di sini

Menemanimu


Siang malam 'ku berjaga

Di relung hatimu, di dalam benakmu

Di setiap langkahmu

Mudah-mudahan begitu


Silahkan engkau tertawa

Sepuas hatimu

'Ku takkan pernah berpaling

Karena hinaan itu


Bahagia rasanya

Lihat engkau bahagia

Berduka rasanya

Kalau engkau berduka


Untuk pengabdi

Lagu para pengabdi

Di puncak gunung

Di tengah-tengah samudera

Di dalam rimba

Di kebingungan desa dan kota


Untuk pengabdi

Lagu para pengabdi

Di puncak gunung

Di tengah-tengah samudera

Di dalam rimba

Di kebingungan desa dan kota


'Kan kutemani kau

'Kan kutemani kau


Silahkan engkau tertawa

Sepuas hatimu

'Ku takkan pernah berpaling

Karena hinaan itu


Bahagia rasanya

Lihat engkau bahagia

Berduka rasanya

Kalau…


(Lirik Lagu Iwan Fals - Pulanglah) Munir

Padi menguning tinggal di panen

Bening air dari gunung

Ada juga yang kekeringan karena kemarau


Semilir angin perubahan

Langit mendung kemerahan

Pulanglah kitari lembah persawahan


Selamat jalan pahlawanku

Pejuang yang dermawan

Kau pergi saat dibutuhkan, saat dibutuhkan


Keberanianmu mengilhami jutaan hati

Kecerdasan dan kesederhanaanmu

Jadi impian


Pergilah pergi dengan ceria

Sebab kau... tak sia sia

Tak sia sia

Tak sia sia

Pergilah kawan

Pendekar


Satu hilang seribu terbilang

Patah tumbuh hilang berganti

Terimalah sekedar kembang

Dan doa doa

Suci sejati

Suci sejati


Satu hilang seribu terbilang

Patah tumbuh hilang berganti

Terimalah sekedar kembang dan doa doa

Suci (suci) sejati (sejati)

Suci (suci) sejati (sejati)

Satu hilang seribu terbilang (Suci sejati)

Patah tumbuh hilang berganti (Suci sejati)


(Lirik Lagu Iwan Fals - Semar Mendem (1978) Soeharto

Dengan langkah tegap berjalan

Seorang pria gendut ubanan

Kau menyusuri lorong pasar

Dikawal ratusan kamera para wartawan

Untuk bahan obrolan buat isi koran


Gemetar para pedagang

Waktu melihat Semar datang

Mengoreksi harga makanan

Mengoreksi harga makanan


Langsung harga turun sekejap

Karena takut Semar menindak

Ibu pejabat yang ikut rombongan

Wah kebetulan mumpung ada teman

Harga barang turun dirasakan


Setelah Semar selesai

Mengoreksi harga makanan

Terpampang dalam surat kabar

Dengan resmi dia umumkan

Harga sembilan bahan pokok tiada perubahan


Ketika ku belanja di pasar

Kaget melihat harga barang

Lalu kuhampiri seorang pedagang

Dan kutanyakan


(Lirik Iwan Fals - Jendral Tua) 


Jendral tua foto ditengah keluarga

Tersenyum dingin memandang kamera

Istrinya mati, anak dan adiknya dipenjara

Apa jadinya dan apa isi hatinya


Jendral tua masih tampan dan perkasa

Tersebar kabar banyak yang jatuh cinta

Oh medan laga, menganga minta digoda

Oh kuru setra, pada perang saudara


Jendral tua bererot jasa didadanya

Menagih janji pada ibu pertiwi

Mungkinkah ia seorang prajurit sejati

Kalaulah iya, wah sungguh celaka


Jendral tua legenda hidup nyata

Ahli strategi jago sudah teruji

Melahap sepi, didalam kamarnya sendiri

Masihkah ia, tergoda oleh dunia


Jendral tua smoga kuat imanmu

Tetaplah begitu dan tetap disitu

Cahaya itu, ingatkan aku pada bapakku

Tetap begitu, tetap di pertapaan sucimu

Tetap begitu, tetap di pertapaan sucimu

Tetap begitu, tetap di pertapaan sucimu


(Lirik Lagu Iwan Fals - Pulanglah Pak) Munir

Pulanglah, Pak

Kami sekeluarga menunggumu, Pak

Kawan-kawanmu juga menunggumu, Pak

 

Pulanglah, Pak

Apakah kamu tidak tahu

Indonesia pecah, Pak?

 

Pipa-pipa menancap ditubuh pertiwi kita

Asap-asap dari pabrik-pabrik mengotori pertiwi kita, Pak

Limbah-limbah membuat sungai-sungai dan kali-kali tercemar

Kami terpaksa tutup hidung, Pak

 

Pertiwi kita menangis

Pertiwi kita butuh kamu, Pak

Oooh...

 

Pulanglah, Pak

Apakah kau tidak ingat aku lagi?

Aku anakmu, Pak

Aku, adik, ibu dan semua orang merindukanmu, Pak

Apakah hanya dengan doa-doa saja

Aku harus menunggu?

 

Penguasa...! Kembalikan bapakku...!

PENGUASA...! KEMBALIKAN BAPAKKU...!


(Lirik Lagu Iwan Fals - Malahayati) Pahlawan Wanita Aceh

Ketika semua tangan terpaku didagu

Ragu untuk memulai segala yang baru

Lirih terdengar suara ibu

Memanggil jiwa untuk maju


Dari tanahmu hei Aceh

Lahir perempuan perkasa

Bukan hanya untuk dikenang

Tapi dia panglima laksamana jaya

Memanggil kembali untuk berjuang


Dia Perempuan Keumala

Alam semesta restui

Lahir jaya berjiwa baja

Laksamana Malahayati

Perempuan ksatria negeri


Tinggal kubur kini hening sepi menanti

Langkah langkah baru tunas pengganti

Hei Inong Nanggroe bangkitlah berdiri

Ditanganmu kini jiwa anak negeri


Dia Perempuan Keumala

Alam semesta restui

Lahir jaya berjiwa baja

Laksamana Malahayati

Perempuan ksatria negeri


Lirik Lagu Iwan  Fals - Siti  Sang Bidadari
Iwan Fals, Totok Gunarto, Helmie (1978)


Bedug Maghrib berbunyi keras sekali
Waktu itu aku sudah terbuai mimpi
Mimpi bergumul mesra dengan bidadari
Yang bernama Siti

Nikmat nian aku terbuai mimpi
Lupa pintu kamar mandi untuk dikunci
Pas pukul dua pagi datang maling
Yang tahu diri

Hilang sikat gigi
Hilang pasta gigi
Hilang sabun gigi
Hilang handuk gigi
Yang hilang memang serba gigi

Tapi justru yang hilang gigi
Aku keki

Aku cinta negeri ini
Aku puja negeri ini
Aku manja negeri ini
Aku sayang negeri ini
Makanya aku buat lagu ini

Negeri kita cantik
Bagai bidadari yang bernama Siti
Sehingga banyak diincar kaum lelaki

Negeri kita nikmat
Bagai rendang Padang buatan Gozali
Sehingga banyak yang makan gak bayar terus lari

Atau mungkin ekonomi Indonesia
Sudah kemasukan para pencuri
Itu terbukti
Belum tuntasnya kasus Budiaji
Itu terbukti
Tenang tenang saja sikap POLRI !
Lindungi Tuhan, lindungi kami dari para pencuri amiin !!


(Lirik Lagu Iwan Fals - Rubah) Ashari

Jaman berubah keadaan tak berubah
Orang berubah tingkah laku tak berubah
Wajah berubah kok seakan tambah susah
Manusia berubah berubah rubah

Kasih yang dicari yang ada komedi
Revolusi dinanti yang ada Ashari
Lembaga berdiri berselimut korupsi
Wibawa menjadi alat melindungi diri

Pendidikan adalah anak tiri yang kesepian
Agama sebagai topeng yang menjijikkan
Kemiskinan merajalela yang kaya makin rakus saja
Kesehatan dan hukum diperjual belikan

Kesaksian tergusur oleh kepentingan pribadi
Pemerintah keasyikan berpolitik
Partai politik sibuk menuhankan uang
Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang
Televisi sibuk mencari iklan
Sementara si Iwan menunggu giliran
Raja pane dan tendri menatap dengan mata kosong
Dimana mimpi?
Apa ditelan tsunami


(Lirik Lagu Iwan Fals - Polisi Tengik)

Orang hebat bilang

Keadilan sudah hilang

Orang hebat bilang

Ini hanya akal akalan


Hukum yang tegap memang penting

Tetapi adil jauh lebih penting

Akal sehat di sepelekan

Yang penting tangkap urusan belakangan

Polisi busuk merajalela

Tukang kubur yang jadi panglimanya


Polisi baik entah di mana

Rakyat yang jadi korban terus-terusan

Penyebar kotbah tak mau berwibawa

Karena di anggap tak bisa kerja

Menjadi magnet bagi diri sendiri

Itulah hari-hari polisi tengik


Dan masih banyak lagi lagu Iwan Fals tentang kejadian-kejadian yang sangat tidak masuk di akal di negeri ini, yang benar selalu di permasalahkan. Akan saya tambahkan lagi lagu lagu berikutnya.

Post a Comment

0 Comments