Jujur saja sebenarnya saya sama sekali tidak tertarik dengan diskusi atau perdebatan yang mengambil tema Komunisme atau Partai Komunis, atau Partai Komunis Indonesia. Bagi saya diskusi mengenai Komunisme di Indonesia jauh dari ilmiah. Jika untuk mendapatkan buku-buku karangan penggagas Komunisme, Kar Marx, saja di Indonesia ini cukup sulit, lalu atas dasar apa diskusi dan debat itu bisa menjadi ilmiah??? Bagaimana mungkin berdiskusi mengenai tema tertentu tanpa pernah membaca buku-buku yang ditulis oleh penggagas tema tersebut??? Jika akhirnya saya menulis sesuatu berkaitan dengan komunisme, semata-mata karena ada beberapa sahabat meminta pendapat saya pribadi mengenai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia.
Ada 2 buku karya Karl Marx yang sangat populer, The Communis Manifesto terbit tahun 1848 dan Das Capital terbit tahun 1867, saya sendiri belum pernah secara khusus membaca kedua buku tersebut, karena bukunya sulit didapat. Jelas tidak mungkin buku-buku itu tersedia di toko-toko buku. Buku-buku karya Marx menjadi buku yang super-duper haram di Indonesia sampai saat ini. Oleh karena itu saya yakin hanya sedikit masyarakat Indonesia yang pernah membaca buku-buku itu secara serius, dari yang sedikit itu pun membaca hanya karena terpaksa karena menjadi salah satu tema dalam kuliah filsafat ketuhanan. Marx sendiri tidak membahas teodise secara khusus, sekedar nyerempet dikit-dikit. Marx -menurut saya- memang lebih tertarik pada tema struktur ekonomi masyarakat, yang jelas tampak dari sub judul Das Capital, “Kritik der Politischen Oeconomie” (Kritik terhadap politik ekonomi).
Benar bahwa partai komunis Indonesia yang lebih dikenal sebagai PKI menjadi pemicu terjadinya tragedy kemanusiaan dan meninggalkan luka mendalam bagi semua pihak yang terlibat baik militer maupun sipil khususnya para ulama beserta para santri yang banyak menjadi korban. Pemberontakan yang dilakukan PKI pada akhir September 1965 kemudian dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperoleh kekuasaan. Ketololan dan kecerobohan PKI dengan mudah dimanfaatkan untuk semakin memperkeruh suasana sampai berkembang menjadi konflik horizontal tanpa kendali. Negara sama sekali tidak hadir saat itu. Ada oknum pemegang komando yang justru menarik manfaat dari kebodohan PKI. Kemudian menggeser konflik vertical antara PKI dengan negara menjadi konflik horizontal antara pro-PKI berhadapan dengan anti-PKI. Hukum rimba berlaku, setiap orang yang ditunjuk sebagai PKI sah untuk dibunuh tanpa proses apapun. Konflik itu menimbulkan luka dan kebencian mendalam diantara anak bangsa ini. Luka dan kebencian ini lah yang terus menerus dipelihara oleh oknum-oknum tertentu dengan tujuan politis. Sebenarnya oknum-oknum inilah yang jauh lebih berbahaya dari pada PKI -karena PKI sendiri sudah terkubur dan tak mungkin bangkit kembali dengan cara apapun. Oknum-oknum itu merupakan pribadi-pribadi pembenci sekaligus penyebar kebencian. Mereka menyebar kebencian melalui isu kebangkitan PKI dan menjadikan isu itu sebagai agenda tahunan atau saat pemerintah sedang bekerja keras. Mereka selalu berusaha keras memanggil hantu PKI. Usaha yang sejauh ini hanya menjadi bahan lelucon murahan. Bahkan sebagai hantu pun PKI sudah kerdil, menjadi hanya sekedar tuyul piaraan pengumpul kekayaan yang antara lain dikemas dalam fitnah keji terhadap tokoh-tokoh populer. Iwan Fals menjadi contoh korban fitnah keji itu(1)(2), para pembenci itu bahkan berani memfitnah Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mencapai tujuan politisnya(3).
Komunisme sudah beristirahat dalam kubur tanpa nisan tanpa karangan bunga. Benar masih ada negara-negara komunis. RRT secara resmi masih dikuasai oleh pastai komunis, tetapi jelas sudah menganut istim ekonomi kapitalis tanpa demokrasi dengan politik totaliter. Bagi RRT saat ini ideologi komunis sudah tidak lagi menarik untuk disebarkan. Yang penting menjalin hubungan dagang yang menguntungkan(4). Negara lain yang masih komunis adalah Kuba. Tetapi Kuba saat ini pun sudah jauh lebih terbuka(5). Gereja Katolik Kuba pun relative bebas berkegiatan(6). Pemerintah Kuba pun mempunyai hubungan baik dengan Gereja Orthodoks Rusia(7).
Apakah Partai Komunis Indonesia lebih hebat dari komunis Havana dan Beijing sehingga masih ada kemungkinan bangkit? Atau barangkali PKI lebih perkasa dari Union of Soviet Socialist Republics (USSR),yang juga sudah almarhum, sehingga masih terus membuat bangsa ini gemetar khawatir?
Yang namanya ketakutan sudah pasti irrasional. Irrasionalitas ketakutan itulah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Tujuannya untuk menciptakan destabilitas politik-ekonomi. Di Indonesia saat ini ketakutan akan komunisme, tidak jelas. Apakah ide Marx mengenai politik ekonomi yang ditakutkan? Atau kritik Marx terhadap eksistensi agama yang membuat orang parno? Atau mereka takut pada keberhasilan filsuf dengan jambang dan jenggot tebal, dalam mengaktiualisasikan konsep dan Idenya menjadi gerakan nyata? Mana sebenarnya yang menakutkan??? Atau mereka takut pada jambang dan jenggot tebal Marx? Komunisme gaya siapa yang ditakuti Marxisme, Leninisme atau Maoisme,? Ge Je!!!
Pun harus dibedakan dengan tegas antara MEMPELAJARI komunisme dengan MENGANUT komunisme. Saya tidak otomatis menjadi penganut komunis dengan membaca dan mempelajari gagasan-gagasan Karl Marx. Bahkan saya menjadi lebih paham kritik Marx terhadap struktur masyarakat yang memiskinkan ini. Dengan begitu bisa melihat kelemahan parah komunisme sebagai ideologi, sekaligus melihat bahaya laten kapitalisme liberal.
Harus dibedakan juga antara gerakan kiri-SOSIALIS dengan Komunisme. Saya bertanya-tanya, jangan-jangan ada yang sengaja merancukan pemahaman Kiri-SOSIALIS dan komunisme. Kerancuan itu menyebabkan gerakan sosialis akan terus dicurigai sampai terkerdilkan, sehingga sangat menguntungkan Kapitalisme dan sayap kanan ekstrim.
Kiri-sosialis berdasarkan semangat gotong-royong dalam solidaritas, yang kuat membantu, melindungi serta mendukung yang lebih lemah. Semangat itu bertentangan dengan roh kapitalisme yang lebih berdasarkan prinsip “survival of the fittest”, yang kuat mengeksploitasi dan menggilas yang lemah.
Okd. Mari kita sedikit tebak-tebakan. Tau kan bahwa arah jarum jam selalu ke kanan?! Bagaimana dengan susunan lambang-lambang kelima sila pada Garuda Pancasila. Perhatikan gambar Garuda Pancasila di bawah ini, ke mana arah putarnya??? He he he....jadi pahamkan pihak mana yang gembar-gembor dan mengambil untung dari ketakutan akan bangkitnya PKI?! Upsssss......mahap mahap mahap. (Felix Irianto Winardi)
Salam solidaritas. GBU.
#PancasilaSakti
#TuyuldinamakanPKI
#PanjangUmurSolidaritas
1. https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09388845/iwan-fals-dikabarkan-akan-gelar-konser-rayakan-hut-pki-malam-ini-simak-faktanya
2. https://prbandungraya.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-26389004/iwan-fals-dikabarkan-gelar-konser-untuk-rayakan-hut-pki-simak-faktanya
3. https://portaljember.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-16388694/beredar-kabar-mui-keluarkan-fatwa-modus-operasi-pki-lewat-rapid-test-cek-faktanya
4. https://republika.co.id/berita/pvjkjh385/mao-tse-tung-dikubur-ali-baba-akhir-komunisme-cina
5. https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2019-11/pope-says-havana-founded-on-roots-of-faith-hope-and-charity.html
6. https://www.vaticannews.va/es/iglesia/news/2020-05/iglesia-cuba-ii-asamblea-misionera-suspendida-para-agosto-2021.html
7. https://www.vaticannews.va/es/iglesia/news/2020-05/iglesia-cuba-ii-asamblea-misionera-suspendida-para-agosto-2021.html
0 Comments