Iwan Fals dan kristik sosial. Keduanya tak terpisahkan. Lagu-lagu Iwan, entah itu Oemar Bakri, Wakil Rakyat, Bento, Ujung Aspal Pondok Gede, dan puluhan lagu yang lain, sarat dengan Kepedualian dari kritik sosial.
Di Fashion Cafe, Rabu (14/11) malam, saat menggelar konser, Virgiawan Listanto, nama lengkap Iwan, mengungkapkan kepedulian dan kegelisahannya atas terbunuhnya Theys Hiyo Eluay, Ketua Presedium Dewan Papua. Ia pun menghadiahkan lagu Cendrawasih ciptaanya untuk Theys. "Lagu ini saya tujukan untuk tokoh politik Papua yang terbuhun. Saya ikut berduka cita untuk Theys, ujar Iwan dengan nada pelan pada sekitar 500-an fansnya.
Sejumlah penonton menyambut lagu itu dengan mengangkat tangan dan melambai-lambaikannya. Mereka turut larut dalam suasana yang diciptakan Iwan. Tapi lebih dari 50 fans Iwan yang tidak dapat membeli karcis harus puas duduk diluar Fashion Cafe.
Sebanyak 17 lagi dia bawakan, diawali dengan lagu Ujung Pondok Gede. Iwan terlihat santai dan energik. Sesekali ia tersenyum milihat beberapa fans fanatiknya bergoyang-goyang meniru gaya Iwan. Saat Iwan melantunkan lirik "Namaku Bento, rumah real estate, mobilku banyak harta berlimpah" dalam musik yang menghentak, para penggemarnya pun menyambut dengan teriakan, "Asyik", sembari mngacungkan tangan ke atas. 🔹Ira Kartika MB
Kutipan : Yunasjen
Sumber : Koran Tempo 🔹 Jumat, 16 November 2001
==============================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat.
Haturnuhun
0 Comments