Kehidupan jalanan membawa Iwan terdampar di setiap lembah yang penuh kemuraman. “Aku sempat terbuai minuman, mabuk – mabukan dan ganja. Tapi itu dulu. Hanya saja aku selalu menemukan jalan keluar. Hubunganku dengan Dia lebih kuat dari semuanya. Aku bisa nangis dan sujud sama Dia,” ujar Iwan.
Iwan merasakan betul sentuhan batin Rendra. “Aku lebih baik dibilang terpengaruh Mas Willy (panggilan akrab Rendra) ketimbang siapapun termasuk Bob Dylan. Mas Willy dan teman – teman Bengkel Teater juga memberi ingatan perihal detail dan soal kedalaman pada lagu – laguku.”
Memasuki paruh tahun 1990-an, Iwan kelihatan makin “alim”. “Aku mulai shalat meski masih bolong – bolong, ya .. paling tidak shalatku merupakan bagian kontemplasiku,” ungkap penyanyi yang bernama asli Virgiawan Listanto ini.
“Yos, istriku yang paling rajin shalat. Bahkan untuk kegiatan lain, misalnya di rumah setiap senin sore ada guru mengaji, aku ngga ikut. Hanya Yos, Galang dan Cikal saja. Kalau aku ikut, bisa – bisa aku yang ngajarin guru ngaji itu untuk nyanyi,” ucapnya, diiringi derai tawa dan kepulan asap rokok kretek Djarum 76-nya.
Disarikan dari Majalah Ummat, Januari 1997.
Sumber foto dan kutipan: Iwan Fals berkaca pada jejak yang ada
0 Comments