Sejak memasuki Perry Lake Stadium, Bingky hampir nggak beranjak dari tempat duduknya. "Gue nggak mau kehilangan momen sedetik pun. Gile, idola gue bakal nongol sebentar lagi," katanya. "Duh panggung ..."
Pay pertama jatuh cinta pada Rolling Stones sejak menyaksikan video Still Life '82 di rumah tetangganya. Saat masih SD, dulu. Sejak itulah konon ia terobsesi untuk menjadi pemusik. Ihwal Bongky, nggak beda jauh. Keduanya mengaku bahwa keterlibatannya di dunia musik dikarenakan tergila-gila Rolling Stones. Dan pengaruh itu terasa pada karyanya sampai sekarang.
Personel Slank rata-rata memang penggemar maniak Rolling Stones. Sebelum mendirikan Slank, Bimbim dan Welly (saudaranya) malah pernah bikin Cikini Stones Complex, grup yang khusus membawakan lagu Rolling Stones.
Kalo selama pertunjukan Pay berusaha menganalisa permainan Keith Richard dan Ron Wood, Bimbim, Bongky dan Kaka justru memilih tekun menyimak. Apa komentar mereka?
"Kita nggak mau manggung lagi, ah. Malu ..."Katanya sembari meringis.
"Wah impas sudah impian gue, " timpal Pay dan Bongky. Sedang Indra tak kuasa menahan haru melihat sosok Charlie Watts. "Bukan apa-apa, gue ngebayangin mereka tuh Sama-sama sejak dari nol, sampai sekarang sudah menjadi legenda dunia."
Yang repot tentu saja Denny, manajer SLANK yang biasa mereka panggil BDN (Bang Denny, maksudnya!). Mereka nggak mau manggung lho, kalo panggungnya nggak kaya Rolling Stones," katanya kepada HAI lewat telepon. Toh, Denny yakin semua itu semata-mata luapan kekaguman artis asuhannya. (dmr)
Sumber: Majalah HAI
Kutipan : Darul Fikri
0 Comments