TJAHJO WISANGGENI MENEMBUS PUSAT METAL DUNIA
Dan bisa jadi barulah ialah satu-satunya gitaris rock asal Indonesia yang mampu menembus belantara dunia rekaman metal di Los Angeles. Itulah yang dibuktikan Tjahjo (baca Tjahjo) lewat debut album bertitel From The Other Side yang rencananya dirilis Desember ini.
”Saya memang bersyukur sekali. Tapi bisa begitu nggak gampang koq, ” tutur Tjahjo ketika ditemui HAI di L.A., Oktober lalu.
Bisa jadi begitu. Karena seperti ssbagian kita tau, begitu banyak musisi, gitaris tangguh bertebaran di L.A., Dan banyak juga dari mereka yang belum bisa meluncurkan rekaman.
Makanya, Tjahjo pun merasa beruntung. Kendati perjuangannya hingga bisa meluncurkan rekaman di Amrik lumayan panjang.
Sebut saja, Tjahjo yang rela melepas kuliah sesuai tamat dari SMA Pangudi Luhur tahun '84. Lantas ia cabut ke Amrik, dan belajar musik di Guitar Institute of Technology (GIT) dari '87 sampai '89. Sekedar Info, Institut itu banyak melahirkan gitaris tangguh. Diantaranya Paul Gilbert (gitaris MR. Big) yang juga sempat mengajar di situ.
Tapi, jika Tjahjo kemudian mampu menembus studio rekaman, tentulah bukan cuma lantaran ia pernah berguru di GIT. Tapi cowok yang rada pemalu ini memang sangat berbakat, di samping rajin pula menambah “jam terbang” lewat main di berbagai klab musik di L.A.,
“Sekalian cari makan deh, ” tutur Tjahjo yang kini 26 tahun itu.
Untuk mewujudkan debut albumnya itu, Tjahjo dibantu oleh Mark Bistany (drum) dan John (bas). Vokalisnya? Tak ada. Karena 8 tembang di albumnya itu Instrumentalia semua.
“Di album pertama ini, saya ingin menumpahkan dulu semua yang saya rasakan lewat gitar. Nanti, di rekaman berikutnya baru ada vokalnya, ” ungkapnya.
Tapi sayang lantaran bernaung di bawah label perusahaan rekaman kecil, album From the Other Side-nya Tjahjo itu hanya diedarkan di Amerika. “Makanya saya berharap sekali ada perusahaan rekaman di Indonesia yang mau merilisnya di Tanah air. Kalo dirasa perlu ditambah dengan lagu yang pakai vokal, saya mau tuh bikin lagi, ” harap Tjahjo.
Boleh juga tuh. Sayang, sang ayah - mendiang Sukarton Marmosudjono yang mantan Jaksa Agung itu - tak sempat melihat prestasi Tjahjo. “Dulu beliau nggak suka saya jadi pemusik, ” katanya Tjahjo dengan lirih. Ah, ayahmu kini pasti bangga ‘yo.
Sumber :
Majalah HAI
Kutipan : Darul Fikri
0 Comments