SELAMAT DATANG DI BLOG "IWAN FALS INFO" SEMOGA BERMANFAAT BAGI PARA PENGUNJUNG

Potret dan Refleksi Moderasi Beragama Pada Lagu Lingkaran Aku Cinta Padamu


Keragaman merupakan peristiwa alami karena bertemunya beragam budaya, berinteraksinya beragam individu dan kelompok dengan membawa perilaku budaya, yang memiliki cara hidup berbeda dan spesifik. Keragaman seperti keragaman budaya, latar belakang keluarga, etnis, dan agama tersebut saling berinteraksi dalam komunitas masyarakat Indonesia (Akhmadi, 2019).

Keragaman semacam ini dalam konteks Indonesia kiranya harus dikedepankan sikap bermasyarakat dan atau beragama yang terbuka dan toleran dalam perbedaan. Terbuka menerima keragaman atau sikap moderat, moderasi beragama. Menurut Dadang (Kahmad, 2017) bahwa Indonesia ditakdirkan sebagai bangsa yang paling beragam di Dunia dan kadar kemajemukannya nampak pada keadaan geografis yang terdiri atas berbagai gugus pulau berbeda pada setiap kawasannya serta dalam satu pulau tidak hanya dihuni oleh satu kelompok suku bangsa.

Tema-tema mengenai moderasi beragama dewasa ini banyak menjadi bahasan utama baik di lingkungan kampus berupa seminar dan atau kajian-kajian akademik oleh dosen-mahasiswa, tentunya tidak ketinggalan juga hal yang sama oleh institusi Negara. Pasalnya kemajemukan bangsa Indonesia dengan beragamnya suku, ras, budaya dan Agama sering menimbulkan ketegangan atau konflik. Meskipun demikian Ketegangan bisa datang dan terjadi pada internal Agama itu sendiri.

Bahasan mengenai moderasi beragama yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan seminar, talkshow sampai kajian-kajian akademik sudah biasa dan sudah sering kita dengar. Namun pada tulisan ini penulis ingin mengajak pembaca melihat dan mempelajari nilai-nilai moderasi beragama dari lirik lagu dan relevansi kontekstualnya pada kehidupan berbangsa kita, indonesia. Lalu apa sih sebetulnya kata atau istilah moderasi beragama ini dan apa hubungannya dengan musik?

Menurut (Akhmadi, 2019) moderasi beragama harus dipahami ditumbuh-kembangkan sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna dan keharmonisan, dimana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama dan pilihan politiknya sudi untuk saling mendengarkan satu sama lain serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di Antara mereka.

Mengutip dari sambutan wakil presiden KH. Ma’ruf Amin pada Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama tahun 2020 bahwa moderasi merupakan kebijakan yang bergerak kepada terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal, keluarga dan masyarakat. Yang perlu digaris bawahi dan menjadi titik tekan pada sambutan tersebut adalah harmoni sosial. Bagaimana kemudian keberagaman bangsa ini dapat berjalan dengan keharmonisan sosial tanpa ada ketegangan, ketegangan antar suku, ras, budaya serta Agama.

Selanjutnya tentang lirik lagu yang mengandung nilai-nilai moderasi beragama yang diatas sudah penulis sampaikan. Lirik lagu ini merupakan ciptaan Iwan Fals dan Sawung Jabo, keduanya seniman musik kawakan belantika musik Indonesia, judulnya “Lingkaran Aku Cinta Padamu” yang menurut penulis lagu ini maknanya masih relevan dengan realita sosial sekarang. Mari kita temukan kesesuaian kontekstualnya dengan realitas sosial keberagaman bangsa Indonesia saat ini. 

Lirik lagu oleh penciptanya menjadi semacam media penyampai gagasan, pikiran dan perasaan tidak jarang juga sebagai wujud kritik sosial. Dengan demikian paling tidak kita bisa menangkap pesan apa yang ada dan ingin disampaikan sebuah lagu, agar kita juga dapat belajar dari sebuah lirik lagu. Lebih jauh lagi bahwa lagu atau musik tidak hanya sekedar untuk sarana penghibur, tetapi juga sebagai cerminan moralitas suatu bangsa. 

Menurut Alex Palit (2017: 10) dalam wacana seni realisme, keindahan bunyi pada musik atau lagu tidak sekedar bermakna ungkapan simbolik, tapi juga representasi sebuah narasi atas realitas sosial yang biasanya dikaitkan dengan pokok-pokok persoalan kemanusiaan. Persoalan kemanusaiaan akibat dari ketegangan dan konflik Agama kerap memenuhi jagat kehidupan berbangsa kita, misalnya, aksi terorisme, bom bunuh diri, konflik antar suku dan lain-lainnya. Menurut Plato inilah yang disebut sebagai krisis akan keindahan yang sumbernya adalah rasa cinta kasih.

Sebenarnya apa yang ingin disampaikan pencipta lirik lagu “Lingkaran Aku Cinta Padamu” ini? Lirik lagu ini diawali dengan “kini kami berkumpul/esok kami berpencar berbicara tentang kehidupan/berbicara tentang kebudayaan…” awalan ini menggambarkan bahwa “kami” dalam konteks realita kehidupan berbangsa dan bernegara kita adalah “kami” semua warga-masyarakat yang hidup dan mendiami Negara Indonesai, dengan bermacam-acam latar belakang suku, ras, budaya dan agama yang dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika serta lagu kebangsaan yang tidak pernah dan tidak akan pernah berubah, Indonesia raya.

Selanjutnya pada bait yang lain “malam boleh berlalu/gelap boleh menghadang/disini kami tetap berdiri/disini kami tetap berpikir/disini kami tetap berjaga/disini kami tetap waspada/disini kami membuka mata/disini kami selalu mencari/kesejatian diri” pada bait ini kita bisa merasakan bagaimana usaha untuk membangun sebuah keharmonisan secara sosial dan masing-masing “kami” saling berpikir, berjaga, waspada dan tentunya membuka mata (baca: keterbukaan dan toleran) akan keindahan perbedaan qodrati yang Tuhan anugerahkan. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh wakil presiden KH. Ma’ruf Amin, terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan.

Kemudian pada sebelum akhir lagu diuntaikan “alang-alang bergerak/mata kami berputar/seperti elang kami melayang/seperti air kami mengalir/seperti mentari kami berputar/seperti gunung kami merenung” bait ini ingin menyampaikan kepada para pendengar-penikmat, bahwa kita harus saling melihat kalau-kalau perbedaan merupakan sebuah keniscayaan untuk kita renungkan bersama. Dilanjutkan bait terakhir dan sebagai penegas akan indahnya sebuah perbedaan yang harus didasari dengan rasa saling mencintai “dilingkaran kami/berpandangan/dilingkaran kami mengucapkan/aku cinta padamu”.

Sudah seharusnya kita sebagai warga-bangsa merenungkan dan merefleksikan kembali sejarah panjang bangsa ini dengan semua keragaman suku, ras, budaya dan Agama yang memberikan warna pada kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Keragaman suku, ras, budaya dan agama sebagai keniscayaan dan sekaligus identitas bangsa perlu kita syukuri dan kita rawat keharmonisanya.

Lirik lagu: 

Kini Kami Berkumpul Esok Kami Berpencar
Berbicara Tentang Kehidupan
Berbicara Tentang Kebudayaan
Berbicara Tentang Ombak Lautan
Berbicara Bintang Di Langit
Kami Berbicara Tentang Tuhan
Berbicara Tentang Kesejatian
Tentang Apa Saja

Malam Boleh Berlalu Gelap Boleh Menghadang
Disini Kami Tetap Berdiri
Disini Kami Tetap Berpikir
Disini Kami Berjaga
Disini Kami Tetap Waspada
Disini Kami Membuka Mata
Disini Kami Selalu Mencari
Kesejatian Diri 

Alang Alang Bergerak
Mata Kami Berputar
Seperti Elang Kami Melayang
Seperti Air Kami Mengalir
Seperti Mentari Kami Berputar
Seperti Gunung Kami Merenung

Dilingkaran Kami Berpandangan
Dilingkaran Kami Mengucapkan
Aku cinta padamu, Aku cinta padamu

Referensi:

Akhmadi, A. (2019). MODERASI BERAGAMA DALAM KERAGAMAN INDONESIA. Jurnal Diklat Keagamaan, 45.
Kahmad, D. (2017). Wawasan Agama Madani Sebuah Keniscayaan Sosiologis dalam Bangsa Majemuk. Bandung: Majelis Pustaka Informasi PW Muhammadiyah Jawa Barat.
Palit, A. (2017). God Bless and You-Rock Humanisme. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
petugas. (2020, november selasa). berita pemerintah. Retrieved from Kominfo: https://www.kominfo.go.id/content/detail/30558/moderasi-beragama-kunci-terciptanya-toleransi-dan-kerukunan-bangsa/0/berita

BIODATA SINGKAT
Sofyan Sururi
Mahasiswa UIN Yogyakarta
Akun media sosial Instagram Sofyan.S_01, Facebook Sofyan Sururi.

FOTO OLEH :
Alex Palit

EDITOR :
Yunasjen

Post a Comment

0 Comments