"Penguasa, penguasa berilah hambamu uang." Ini teriakan seorang lelaki gondrong di panggung. Uang logam pun menghujani panggung. Datang dari penguasa ? Bukan, dari penonton. Lelaki di tas panggung memungutinya, dan kemudian ia kembali memetik gitar. Satadiun Notohadinrgoro, Jember, Ja-Tim, kembali berguncang. Rabu malam pekan lalu. Iwan Fals, ya Iwan Fals yang punya ulah.
"Penonton antusias. Mereka secara sepontan melempar uang logam. Banyak juga lho, hingga satu ember," tutur Iwan. Melihat penonton yang panatik itu iwan pun menangis. Bukan lantaran sakit tertimpa uang logam, tapi terharu. "Nggak pernah gue lihat penonton yang begitu menyatu emosinya dengan lagu-lagu gue." Katanya sambil menyeka air mata.
Ini safari awal Iwan Fals, setelah alama mendekam dalam kesunyian karena di larang naik pentas menyusul kerusuhan di berbagai tempat menggungnya. Sepuluh ribu warga jember numplek di area pertunjukan, dan di permainkan emosinya oleh Iwan Fals. Mereka ikut berdendang dan berjoged. Bahkan, lewat lagu Mata Dewa dan Air, emosi penonton tak terkendali lagi. Pembatas panggung pun jebol.
Esoknya, Iwan harus menghadap komandan Kodim Jember. Ia mengaku gelisah juga maklum di panggil penguasa."Gue pikir mau di marahi, eh tahunya malah mendapat order untuk manggung di HUT Kodam V Brawijaya, bulan desember nanti,"kata Iwan. Diterima ?"Tidak ini berbenturan dengan safari gue di berbagai kota."Gagal dong penguasa ngasih uang.
Kutipan : Yunasjen
===========================================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat
0 Comments