Ia terpaksa menempuh gaya hidup nomaden, terus berpindah rumah. Dari rumahnya di kawasan condet, Jakarta Timur, ia boyongan ke kawasan Puncak. Dari sini kemudian pindah rumah lagi ke kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
Iwan juga pernah terpaksa menyewa sepetak tanah di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, lantas dibangun gubuk untuk tempat tinggalnya seorang diri. Si "Oemar Bakri" ini juga pernah terpaksa tinggal di markas Bengkel Teater, Cipayung, Depok, untuk menghindari "gangguan" penggemar. "Dulu kami sekeluarga nyaris tak pernah berkumpul bersama, soalnya pindah-pindah terus," ujar Yos.
Kini, tahun 1999, Iwan kembali membolehkan rumahnya -- di kawasan Leuwinanggung Cimanggis -- disambangi siapa saja, terutama semenjak ia mencetuskan bakal mendirikan Yayasan Orang Indonesia (YOI).
"Saya sekarang butuh orang lain. Tak ada alasan untuk menolak, wong mereka datang dengan hati bersih," tuturnya. "Saya sudah siap mental. Kami sudah menyiapkan diri untuk open house lagi," tutur Yos menimpali. Menurut Iwan, penggemarnya saat ini sudah bisa mengerti berbagai kesibukan yang dijalani, baik ia sebagai pemimpin rumah tangga maupun sebagai penyanyi.
Maka, selain membenahi manajemen melalui Iwan Fals Manajemen -- sejak awal Maret -- ia merekrut pegawai untuk mendata fans dan simpatisan Orang Indonesia (OI), dengan tenggat hingga 9 September 1999. Selain itu, di halaman depan rumahnya, ia membangun pendopo untuk tempat berkumpul simpatisan dari berbagai daerah yang selama sebulan ini tak henti datang ke rumahnya.
Melalui Yayasan OI, ia bakal merekrut sebanyak mungkin masyarakat pinggiran. Masyarakat golongan ini, bagi dia, masih menjadi serba "minoritas" Mereka, menurutnya, tak pernah mendapatkan publikasi yang seimbang dibandingkan oleh tokoh, baik pejabat maupun artis.
"Pokoknya, OI bukan sekedar fans club, aku ingin ada wadah untuk pemberdayaan masyarakat yang selama ini tak pernah dilirik seperti pelacur, pengrajin, tukang bakso, preman, pokoknya orang pinggiran. Aku menginginkan mereka tak minder," tutur Iwan.
Gayung pun bersambut. Dalam sekejap 150 perajin sapu ijuk dari Purbalingga langsung mendaftar, juga penduduk sebuah kampung di Moh Toha, Bandung, dengan aneka profesi, selain dari Bogor, dan lain-lain. Ia berharap bisa merekrut hingga satu juta orang. "Kalau bisa diberdayakan, itu merupakan jumlah yang tidak sedikit. Aku sangat senang dan bahagia," kata Iwan.
Dukungan lain datang dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Planologi HMPPangriptaloka ITB. Mereka telah membuatkan homepage dengan nama Iwan Fals on the Internet.
Melalui Yayasan OI, Iwan mengingini ada tiga bidang utama kegiatan, yakni ekonomi, kesenian, pendidikan (di antaranya dengan membangun perpustakaan), dan olahraga. Jika kemudian ada yang ingin mendirikan partai politik, Iwan membolehkannya. Untuk pimpinan partai, Iwan menyerahkan kepada pengurus yayasan. "Pilihlan orang yang tepat. Mereka tak butuh lagi figur seperti aku."
Yang jelas, menurut Iwan, Yayasan Orang Indonesia, nantinya bakal menjadi mitra Iwan Fals Manajemen. "Selain usaha Yayasan secara mandiri, Insya Allah yayasan akan punya tambang uang, yakni Iwan Fals Manajemen." (Kris-man)
Sumber : TABLOID MUMU NO.28/THN.1/1-7 APRIL 1999
Kutipan : Firman Eyot
==============================
Artikel ini diambil dari majalah/koran kemudian telah di ketik ulang dan di re-upload, dan ini hanya sekedar membagi wawasan agar dapat membacanya kembali, khususnya kepada penggemar Iwan Fals. Semoga bermanfaat.
Haturnuhun
0 Comments