British mencatat dalam lembaran buku sejarahnya tentang Etnich Tidong dimasa silam dengan mengatakan bahwa Tidong merupakan Etnich Murut yg terislamkan.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh beberapa sejarahwan kita tentang identiti kita ulun pagun yang berasal dari bangsa murut dalam catatan sejarahnya, dibeberapa artikel acap sekali tidung dikaitkan dengan Etnik murut tenggara yang merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan tidong kuno yang dikenal dengan kerajaan Menjelutung, selain Etnik tenggara saya sering berdiskusi dimedia sosial seperti FB dan Via WA bersama teman-teman yang berasal dari etnik murut yang lainnya, sebut saja Etnik Tengalan atau agabag, mereka menceritakan tentang hubungan antara tidung dengan etnik mereka dimasa silam yang pada dasarnya adalah satu keluarga.
Kami menggunakan bahasa masing-masing saya menggunakan bahasa tidung dan dia menggunakan bahasa agabag alhamdulilah kami saling mengerti dan memahami bahasa yang kami sampaikan karena memang 80% bahasa kita sama sisanya hanya dialect saja yang berbeda, kata mereka, mereka cukup menyesali dengan saudara kandung mereka khususnya tidung yang sudah mulai melupakan identitas aslinya, terlebih dengan generasi muda tidung yang tidak tahu sama sekali asal usul nenek moyangnya, mereka enggan disebut sebagai murut, yang dizaman dahulu biasa dipanggil dengan murut tidung namun tetapi seiring berjalannya waktu perlahan-perlahan sebutan itu mulai dilupakan.
Mereka percaya sejatinya agama khususnya islam tidak mungkin mempermasalahkan atau merubahtitas identitas suatu kaum, namun tetapi hal itu berbeda dengan saudara kami tidung, sebutan itu sudah jarang sekali muncul dipermukaan publik, bahkan sekarang melayu lebih banyak digemari kaum tidung yang pada dasarnya bukanlah identiti yang sebenarnya. Katanya.
Bagi saya ini menjadi PR bagi kita semua untuk lebih peduli dengan budaya dan sejarah silam perjalanan bangsa kita sehingga tidak hilang lantaran kuatnya arus globalisasi dan modernisasi yang kita lihat saat ini. (Edi Rusmana)
0 Comments