Buruh migran Indonesia di Hong Kong berkumpul untuk mempelajari tentang standar kontrak kerja.
"Kita harus memahami hak-hak kita dan hukum perburuhan yang berlaku di Hong Kong, khususnya terkait PRT," kata Lena salah satu fasilitator pelatihan.
Menjadi seorang PRT asing, terdapat banyak ancaman yang dihadapi pekerja, seperti kesewenang2an majikan, trafficking dan lainnya.
"Jika majikan mempekerjakan kita di luar yang tertulis dalam kontrak, kita berhak untuk menolak," tambah Fafa, Divisi Pendidikan Aliansi Pilar.
Sadar akan ancaman-ancaman yang akan dihadapi, Aliansi Pilar (United Indonesian Against Overcharging/ Persatuan Buruh Migran Indonesia Tolak Overcharging) mengadakan pendidikan untuk sekitar 30 orang PRT di Hong Kong.
Di antara anggota Aliansi Pilar itu adalah OI Merah Putih. OI Merah Putih adalah organisasi yang beranggotakan buruh migran Indonesia di Hong Kong.
Pada awalnya organisasi lebih berupa klub fans artis Iwan Fals. Namun, klub itu mengalami radikalisasi dan sadar politik dilatarbelakangi oleh keanggotaan yang berasal dari buruh migran. Kemudian OI Merah Putih berjalan sebagai organisasi gerakan.
Aliansi sering mengadakan aksi damai untuk menuntut perlindungan bagi buruh migran, seperti terkait upah dan hak lainnya, dan pelatihan-pelatihan untuk buruh migran.
sumber: Institut Kajian Krisis & Strategi Pembangunan Alternatif (INKRISPENA)
0 Comments