Yang Tercecer Dari Swami, Dalbo dan Kantata Taqwa – Jilid 2 - INNISISRI Dan NANOE PROTES Ke IWAN Dan JABO
Ketika SWAMI 1, ujug-ujug meledak dalam kancah musik Indonesia, di mana jenis musiknya, kombinasi antara pop, rock dan balada. Ditambah, dengan lirik-lirik yang nakal, sebagai simbol pembrontakan rezim Soeharto. Maka,saat masuk dapur rekaman jilid 2, terjadi pembrontakan besar-besaran, dari para personil SWAMI 1, yang ditujukan kepada Iwan Fals alias Virgiawan Listanto dan Sawung Jabo.
Seingat mBah Coco, setelah konfirmasi ke Jabo. Masalah utama gonjang-ganjing ego personil itu menjadi membrontak dan tidak percaya kepada Sawung Jabo dan Iwan Fals, disebabkan oleh “ketegangan kreatif” dari SWAMI 1, yang dalam waktu bersamaan, sudah ada latihan KANTATA TAQWA.
Faktor utama, saat muncul konflik diantara personil SWAMI 1, dimana ada launching album SWAMI 1 di Kafe Topaz, di Gedung Wisma Bakruie, kawasan Kuningan Jakarta. Ada konperensi pers, para wartawan musik, salah satu diantaranya yang hadir saat itu, ada mBah Coco, awal 1989.
Hampir semua jurnalis hanya bertanya kepada Iwan Fals dan Sawung Jabo. Tidak ada satu pun, wartawan yang bertanya-tanya kepada drummer Innisisri dan Nanoe. Dari situlah, SWAMI 2 berubah menjadi pembrontak dalam bermusik, sekaligus dalam berkreasi musiknya.
Dari situ, lahirlah isu dan intrik sesama anggota SWAMI 1, bahwa di media cetak dan televisi saat itu, mengejewantahkan SWAMI 1 itu, hanya Iwan Fals dan Sawung Jabo. Maka, pergulatan kreatif yang pernah terjadi dalam membangun SWAMI 1, ujug-ujug hilang gairah kreatifnya.
Konsep dalam mencetak album SWAMI 2, tidak ada lagi workshop seperti dalam budaya SIRKUS BAROCK. Tidak ada lagi yang menjadi pemimpin, seperti saat Jabo dan Iwan Fals menata tembok-tembok SWAMI 1 menjadi super indah. Artinya, suasana bathin personil SWAMI 2, yang sudah seolah-olah “mendadak dangdut”, sebagai superstar musik Indonesia. Bablas angine, bro!
Dalam pertemuan personil SWAMI 2, Iwan Fals menyatakan tidak ingin menjadi pemimpin, dan hanya ingin menyumbang dua (2) lagu. Wan Abud, demikian julukan para personil SWAMI kepada Iwan Fals, memilih menjadi penyanyi saja. Begitu pula Sawung Jabo, melepas marwahnya menjadi seorang dirijen. Semuanya, diserahkan kepada masing-masing personil. “Silahkan, jika ada yang berminat sebagai punggawa?” demikian tutur Jabo, saat itu.
Menjelang masuk dalam dapur rekaman, Yockie Suryo Prayogo sudah menjadi personil tetap. Maka, saat itu, Yockie memberanikan diri, untuk siap menjadi pemimpin. Maka, saat itu, posisi Innisisri yang awalnya menggugat, akhirnya nggak berdaya, menghadapi sosok sang aranger kelas satu di Indonesia. Begitupula Nanoe, juga mundur teratur.
Bahkan, dalam memilih setiap lagu, dari 9 lagu yang disiapkan untuk SWAMI 2, versi mBah Coco, sangat bervariasi dalam mencetak bait demi bait dalam liriknya. Dan, misi visi dalam bermusik, kiblatnya tidak berubah, yaitu tetepa wajib menggunakan warna musik SIRKUS BAROCK, yaitu musim bergenre “jatilan”. Walaupun, sudah gontok-gontokan dalam “bathin pergolakan kreatif”.
mBah Coco, jadi coba inget-ingat, saat mencetak album SWAMI 2, khususnya, dalam bagi-bagi 9 lagu yang akan dijadikan masternya.
Jika meracik satu persatu lagu-lagunya. Maka, saat lirik “Robot Bernyawa”, Nanoe diberi tugas membangun musik dan melodinya, sedangkan Innisisri dan Naniel mengubah lagu “Sangkala”. Iwan Fals, menyumbang “Kebaya Merah” dan “Nyanyian Jiwa”. Yockie, juga ikutan menyumbang satu lagu, “Koran-koranku”. Naniel Yakin, masih sisakan satu lagu, “Rog-rog Asem”.
Selebihnya, “Hio”, :Kudang Lumping”, “Na Na Na”, dan ikutan membantu lirik bareng-bareng bersama Iwan Fals, khususnya “Nyanyian Jiwa”, adalah ciptaan 100% dari bathin Sawung Jabo.
Hanya saja, ada cerita yang nggak enak dari SWAMI 2 ini, Dalam perjalanan waktu mereka biasa workshop, dan biasa bercanda. Maka, saat melebur membangin album yang ke-2, mereka habis pulang dari studio, langsung pulang. Tidak banyak guyon-guyon lagi.
Namun, pesan Sawung Jabo kepada para sahabatnya. Bahwa, dalam berkesenian itu harus tegas, walaupun ada sedikit-sedikit liarnya. Namun, setelah SWAMI 2 dilauncing. Maka, perjanjian Iwan Fals dan Sawung Jabo, bersama produsernya, dinyatakan selesai kontraknya.
Cerita, tentang album DALBO, hanya cerita “bonus” bagi seluruh personil SWAMI 1 dan 2, sebelum Iwan Fals melangkah sendirian, bersama KANTATA TAQWA. (bersambung, tentang Dalbo)
Catatan :
Prestasi puncak album singkat SWAMI 1 dan 2, menorehkan jejak sejarah perjalanan musik Indonesia. Bahwa, lagu “Bongkar”, terpilih sebagai “Lagu Nomor Satu Paling Abadi”, dari pilihan Majalah ROLLING STONES, edisi 59, Desember 2009
Hanya, mBah Coco yang bisa motret Iwan dan Sawung Jabo, jaman itu. Sumpeh !
13 September 2022
Sumber/penulis/foto: Cocomeo Cacamarica
1 Comments
Swami 1 dgn Swami 2 , sudah beda dari sisi konsep, swami II sepertinya loncat dari konsep karena "pergolakan" semua personilnya... Tapi itulah kenyataannya... 2 album tsb tetap sebagai "roh" nya manuver protes pada ke zaliman ....
ReplyDelete